Header Ads

ad728
  • Indahnya Pacaran Setelah Menikah

    "Dan kawinkanlah orang-orang yang sedirian diantara kamu, dan orang-orang yang layak dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya. Dan Allah Maha luas lagi Maha Mengetahui" (QS An Nuur:32)

    "Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu
    perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk"
    (QS Al Isra’:32)


    Islam adalah agama yang sempurna dan mengatur semua fitrah manusia. Allah telah menciptakan manusia dalam fitrahnya yang antara lain yaitu manusia membutuhkan keteraturan dan juga membutuhkan kasih sayang dari lawan jenisnya. Tetapi Allah SWT tidak membiarkan manusia melampiaskan nafsu syahwatnya semaunya sendiri seperti binatang. Manusia di muliakan Allah dan di berikan beban pada mereka yaitu untuk
    beribadah. Dalam kaitan menyukai lawan jenis ini Allah SWT telah berfirman : ”Dijadikan indah pada manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas,perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik”
    (QS Ali Imran:14)

    Untuk itulah Allah memberikan rambu-rambu syariat bagi hamba-Nya untuk menyalurkan hasrat nafsunya yaitu dengan cara menikah sesuai dengan tuntunan RasulNya yaitu rasuluLLah Muhammad SAW. Tetapi sungguh hari ini kita menyaksikan remaja-remaja muslim/ah kita yang telah jauh menyimpang etika pergaulan dan tata cara hidupnya dari ajaran islam yang hanif. Banyak kasus-kasus tentang akibat pergaulan yang salah dan mengikuti budaya barat ini yang berakibat fatal.

    Kasus-kasus penyimpangan masalah seks, khususnya yang dilakukan para remaja dari waktu ke waktu semakin mengkhawatirkan, sementara di masyarakat kita terjadi pergeseran nilai yang semakin jauh sehingga penyimpangan-penyimpangan dalam masalah seks itu sepertinya sudah tidak terlalu dipersoalkan, padahal perzinahan merupakan sesuatu yang sangat keji dan harus dihindari oleh setiap muslim sebagaimana yang
    disebutkan dalam QS 17:32.

    Seks sebenarnya anugerah yang diberikan Allah pada makhluk-makhluk Allah seperti binatang, tumbuh-tumbuhan dan khususnya manusia. Karena itu amat wajar kalau manusia memiliki gairah seksual dan ingin melampiaskan keinginan seksual itu. Allah Swt sendiri tidak pernah melarang manusia untuk melampiaskan keinginan seksualnya selama menempuh jalur yang dibenarkan, cara-cara yang benar dan pada saat yang tidak terlarang. Ketentuan ini diberlakukan untuk kepentingan manusia juga. Jalur yang dibenarkan Allah bagi manusia untuk melampiaskan keinginan seksnya itu adalah
    jalur pernikahan, ini berarti orang yang belum menikah jangan coba-coba melampiaskan keinginan seksualnya, karena itu berpacaran semestinya dilakukan sesudah pernikahan bukan sebelum pernikahan, karena berpacaran itu sangat terkait dengan pelampiasan keinginan seksual. Tapi keinginan atau hawa nafsu itu tetap tidak boleh dibunuh, hanya harus dikendalikan agar manusia tidak dikendalikan oleh hawa nafsunya sendiri. Sedangkan cara-cara dan saat-saat yang benar tentu saja sebagaimana yang telah digariskan di dalam Islam dan kita telah mengetahuinya.

    Remaja merupakan kelompok dari manusia yang baru tumbuh dari masa kanak-kanak ke masa dewasa, pertumbuhan remaja ini salah satunya ditandai dengan kematangan biologis sehingga masa kanak-kanak ditinggalkan, bagi wanita dengan haid yang pertama dan bagi pria dengan mengeluarkan sperma dengan sebab mimpi, setelah itu pertumbuhan fisik berkembang cepat, badan jadi cepat gede dan tinggi, suara mulai pecah, tumbuh juga rambut-rambut atau bulu-bulu pada bagian tertentu dari tubuhnya yang bersamaan dengan itu juga terjadi perubahan psikologis atau kejiwaan.

    Karena masa remaja itu merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa, maka banyak orang yang menyebut masa ini --meskipun tidak selalu benar-- sebagai masa yang labil. Dalam kondisi yang demikian itulah, masa remaja sangat membutuhkan bimbingan nilai-nilai Islam, bila mereka jauh dari nilai-nilai Islam, maka yang terjadi kemudian adalah ketidakmampuan mengendalikan diri. Dalam kaitan seks, para remaja harus mengendalikan hawa nafsunya, dan Rasulullah Saw mengajarkannya dengan melaksanakan ibadah puasa.

    Etika Berpakaian
    "Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan
    isteri-isteri orang mu'min: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke
    seluruh tubuh mereka". Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah
    untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha
    Pengampun lagi Maha Penyayang“
    (QS Al Ahzab:59)

    Pendidikan Seks.

    Dalam kaitan seks di kalangan remaja yang semakin mengkhawatirkan - ini bisa kita simpulkan dari tingkat pergaulan bebas yang sudah demikian luas hingga terjadi kasus-kasus pemerkosaan yang dilakukan remaja, perzinahan yang mengakibatkan kehamilan diluar pernikahan serta terjadinya tindakan pengguguran kandungan-, maka muncul gagasan yang menghendaki agar diadakan perndidikan seks di sekolah, sehingga para remaja menjadi tahu tentang persoalan seks.

    Pendidikan seks sebenarnya bermula dari negara-negara Barat yang generasi muda mereka memang sudah sangat bebas dalam masalah seks, pendidikan seks bagi mereka adalah untuk mencegah agar jangan sampai terjadi kehamilan di kalangan remaja setelah berzina, sehingga kalau pendidikan seks diberikan diharapkan tidak terjadi lagi kehamilan remaja itu meskipun hubungan seks dilakukan. Hamil dikalangan remaja barat itu terjadi karena para remaja memang tidak mengerti masalah seks yang sesungguhnya, maka pendidikan seks diberikan agar tidak terjadi kehamilan remaja yang dinilai bisa memutuskan masa depan yang cerah bagi diri, keluarga dan
    bangsanya.

    Oleh karena itu pendidikan seks semacam itu jelas tidak dibenarkan di
    dalam Islam. Kalau kemudian orang bertanya tentang bagaimana pendidikan
    seks dalam pandangan Islam, maka jawabannya adalah pendidikan seks
    dalam Islam itu adalah mendidik para remaja agar tidak berzina, membenci
    perzinahan dan terus berusaha untuk menjauhinya. Maka yang diterangkan
    dalam pendidikan seks adalah hinanya perzinahan, bagaimana agar
    menghindari zina, hukuman untuk para pezina dan sebagainya.

    Peringatan Untuk Remaja.

    Seks itu bisa mulia dan hina, mulia kalau melampiaskan keinginannya
    dengan hal-hal yang dikehendaki Allah dan hina bila melanggar
    ketentuan-ketentuan Allah Swt. Oleh karena itu para remaja khususnya dan semua
    orang sebenarnya harus mengendalikan diri agar bisa mencegah dirinya dari
    perbuatan zina yang keji itu. Allah Swt telah berfirman di dalam
    Al-Qur’an yang artinya: "Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina
    itu adalah suatu perbuatan yang yang keji dan suatu jalan yang buruk"
    (QS
    17:32).

    Agar para remaja dan kita semua bisa mencegah diri kita dari hal-hal yang mendekati zina, ada ketentuan-ketentuan yang membatasi pergaulan antara pria dengan wanita yang harus mendapat perhatiannya. Batas-batas pergaulan itu adalah; pertama, menjaga pandangan mata dari melihat lain jenis yang berlebihan, dalam hal ini Allah Swt berfirman yang artinya: "Katakanlah kepada laki-laki yang beriman; hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka. ..... katakanlah kepada wanita-wanita yang beriman;
    hendaklah mereka menahan pandangan matanya dan memelihara kemaluannya ..."
    (QS
    24:30-31).

    Di dalam hadits, Rasulullah Saw bersabda:

    Telah berkata Jarir bin Abdullah: Saya pernah bertanya kepada Rasulullah Saw tentang melihat wanita dengan tidak disengaja, maka sabdanya: palingkanlah pandanganmu (HR. Muslim).

    Ya Ali, janganlah engkau iringkan satu pandangan (kepada wanita) dengan satu pandangan , karena yang pertama itu tidak menjadi kesalahan, tetapi tidak yang kedua (HR. Abu Daud).

    Kedua, tidak berdua-duaan antara pria dengan wanita yang bukan mahram, karena hal ini sangat rawan terhadap godaan syaitan yang memang selalu menggoda manusia ke jalan yang nista. Hal ini ditegaskan oleh Rasul Saw dalam haditsnya:

    Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka janganlah ia bersendirian dengan seorang wanita di suatu tempat tanpa disertai mahramnya, karena sesungguhnya yang ketiganya adalah syaitan (HR. Ahmad).

    Ketiga, tidak bersentuhan kulit antara pria dengan wanita, termasuk berjabatan tangan sebagaimana dalam beberapa hadits disebutkan:

    Sesungguhnya aku tidak berjabatan tangan dengan seorang wanita (HR. Malik, Tirmidzi dan Nasa’i).

    Tak pernah sekali-kali tangan Rasulullah menyentuh tangan wanita yang tidak halal baginya (HR. Bukhari dan Muslim).

    Ditikan seseorang dari kamu di kepalanya dengan jarum dari besi, itu lebih baik daripada ia menyentuh seorang wanita yang tidak halal baginya (HR. Thabrani).

    Keempat, tidak berbaur antara pria dengan wanita dalam satu tempat, hal ini terdapat dalam hadits Rasul Saw:

    Telah berkata Abu Asied: Rasulullah Saw pernah keluar dari masjid, padahal di waktu itu laki-laki dan wanita bercampur di jalan, maka sabda Rasulullah (kepada wanita-wanita): mundurlah! bukan hak kamu berjalan di tengah jalan; hendaklah kamu ambil pinggir jalan (HR. Abu Daud).

    Telah berkata Ibnu Umar: Rasulullah melarang laki-laki berjalan diantara dua wanita (HR. Abu Daud).

    Dari gambaran ini menjadi jelas bagi kita bahwa pria dengan wanita memang harus menjaga batasan pergaulan agar tidak tidak terjadi perzinahan. Disamping itu perzinahan harus dihindari juga dengan menumbuhkan rasa malu dan menghukum orang yang berzina sebagaimana seharusnya. ini semua harus kita lakukan karena zina membawa akibat yang sangat fatal, tidak hanya di dunia seperti dengan terjangkitnya penyakit AIDS, tapi juga di akhirat dengan siksa neraka yang sangat pedih.


    Akhirnya sebagai kesimpulan dari tulisan ini adalah bagi remaja-remaja muslim/ah yang hendaklah kembali pada ajaran-ajaran islam yang sempurna, tidak merasa malu dan rendah diri menampakkan identitas islamnya justru sebaliknya harus bangga menjadi muslim dg segala aturannya karena kita punya IMAN di dada kita. Seraya jangan lupa senantiasa berda’wah dan menjadi aktifis muslim. Bagi mereka yang masih
    berpacaran hanya ada 2 kata untuk mereka :

    1. Putus seraya menunggu keputusan Allah yang terbaik

    2. Menikah

    Yakinlah bahwa dengan menikah akan memberikan banyak manfaat dan hikmah antara lain :
    1. Bisa berpacaran dengan sepuasnya tanpa takut-takut,
    2. tercapainya kemakmuran dunia,
    3. terpeliharanya kehormatan,
    4. berbagi tugas,
    5. menghubungkan tali silaturrahim dan memperbanyak keluarga,
    6. membentuk keluarga yang SAMARADA dan juga
    7. Insya Allah akan kaya.

    Dan hendaklah dalam menikah memilih yang agamanya paling baik bagi pasangan kita.

    Post Top Ad

    ad728

    Post Bottom Ad

    ad728